Dia yang menjadi air, dia yang menjadi tanah, dan dia juga yang menjadi petir dan udara. Zat adiktif yang sedang kumasukan kedalam tubuhku adalah tentang nya. Aku adalah batu, dan dia adalah air. Perlahan namun pasti. Perjumpaan kita bukan sebuah strategi maupun janji.. namun takdir yang tak dipungkiri. Stasiun menjadi saksi bisu, awal dari percakapan kita dimulai.
Telegram yang menjadi benang bagi kita untuk menghantarkan getaran rasa hati diantara kita. Banyak gesekan idealis yang terjadi diantara kita.. ego kita berbenturan hingga menjadi bentuk yang indah saat ini. Air yang memahat sebuah batu. Sesuatu yang terlihat tidak mungkin, namun benar adanya. Kita tidur diantara tanah yang berbeda namun langit yang sama. Namun kita percaya rasa cinta tidak memandang bumi sebagai hal yang besar, mengingat cinta Pencipta melebihi itu. Racun tawa yang tertancap di sel otakku membuat logika tak berkutik, aku budak atas tawa dan tangisnya.
Besar harap dan mimpi yang akan kugenggam diatas sebuah buku suci dan bersumpah untuk bersama dia hingga keabadian lenyap dari muka bumi ini. Inilah cerita perjalanan dari seorang batu yang menemukan air untuk membentuknya.